4 Manfaat Curhat, Tampaknya Sepele, Efeknya Luar biasa!


Mungkin, suatu hari ada sahabat kamu yang mendadak chat ke kamu. "Bestie, aku mau curhat nih. Kamu punya waktu?"

Karena dia adanya bestfriend kamu, atau bahasa ngetrendnya: bestie, tanpa banyak pertimbangan, kamu pun mengiyakan. Beberapa saat kemudian, kamu dan bestie sudah berada di sebuah tempat yang nyaman. Si bestie pun curhat panjang, dari A to Z.

Apa sih, yang luar biasa dari kisah di atas? Biasa banget, kan? Antar sahabat, antar saudara, sangat biasa kita melakukan curhat, atau curahan hati. Tetapi, meskipun curhat itu suatu hal yang biasa sekali, manfaatnya tak kalah luar biasa.

Ada beberapa manfaat curhat.

Pertama, curhat akan membuat kita merasa plong. Iya nggak, sih? Sebelum curhat, biasanya kita merasa beban hidup begitu berat, dada terasa sesak, kepala begitu pusing. Ternyata, setelah curhat, rasanya begitu enteng alias ringan. Kita yang semua tegang, bisa menjadi rileks. Ini kan bagus untuk kesehatan mental kita.

Kedua, curhat bisa menjadi saranan kita mendapatkan solusi dari permasalahan yang kita hadapi. Apalagi jika kita curhat pada orang yang berpengalaman dan memiliki ilmu yang pas dengan permasalahan yang kita hadapi. Biasanya, orang yang kita curhati akan memberikan solusi yang bisa membuat kita mengatasi problem yang memberatkan perasaan kita.

Ketiga, curhat akan membuat kita merasa dekat dengan orang lain. Kedekatan hati, persahabatan yang erat, biasanya akan semakin terbangun kalau kita mau curhat. Sahabat kita merasa kita telah percaya dengannya, demikian pula sebaliknya. Interaksi yang hangat antar dua sahabat atau lebih, akan sangat berguna lho, buat kesuksesan hidup seseorang.

Keempat, terhindar dari depresi. Jangan salah, depresi saat ini sudah menjadi permasalahan yang kian meluas lho. Bukan hanya orang dewasa, remaja atau bahkan anak-anak juga bisa mengalami depresi. Nah, menurut para psikolog, ternyata curhat bisa membuat seseorang terhindar dari depresi, lho.

Jadi, yuk jangan takut curhat! Tapi awas, curhatlah pada orang yang tepat!

Ditulis oleh: Yeni Mulati (Mahasiswa Magister Psikologi UMS).